Dosa Meninggalkan Sholat
Kitab Al Kabair – Imam Syamsuddin Adz Dzahabi
Meninggalkan sholat merupakan dosa besar ke empat setelah syirik, membunuh, dan sihir.
Allah berfirman:
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلاَةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيَّا إِلاَّ مَنْ تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui kesesatan. Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman, dan beramal shaleh” (QS. Maryam: 59-60)
Ibnu ‘Abbas berkata: “ Makna menyia-nyiakan sahalat bukanlah meninggalkannya sama sekali. Tetapi mengakhirkannya dari waktu yang seharusnya.”
Imam para tabi’in, Sa’id Bin Musayyib berkata: “Maksudnya adalah orang itu tidak mengerjakan shalat Dzuhur sehingga dating waktu ‘Ashar. Tidak mengerjakan shalat ‘Ashar sehingga dating waktu Maghrib. Tidak mengerjakan shalat Maghrib hingga datang shalat ‘Isya’. Tidak mengerjakan shalat ‘Isya’ sampai fajar menjelang. Tidak shalat Shubuh hingga datang matahari terbit. Barangsiapa mati dalam keadaan terus-menerus melakukan hal ini dan tidak bertaubat, Allah menjanjikan baginya ‘Ghayy’, yaitu lembah di neraka Jahannam yang sangat dalam dasarnya lagi sangat tidak enak rasanya.”
Di tempat yang lain Allah berfirman:
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ الَّذِينَ هُمْ عَن صَلاَتِهِمْ سَاهُنَ
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lupa akan shalatnya. (QS.Al Maa’uun: 4-5)
Orang-orang yang lupa adalah orang-orang yang lalai dan meremehkan shalat. Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah tentang orang-orang yang lupa akan shalatnya. Beliau menjawab, ‘Yaitu mengakhirkan waktunya.”
Mereka disebut orang-orang yang shalat. Namun ketika mereka meremehkan dan mengakhirkannya dari waktunya yang seharusnya, mereka diancam dengan ‘wail’, adzab yang sangat berat. Ada juga yang mengatakan bahwa ‘wail’ adalah sebuah lembah dineraka jahannam , jika gunung-gunung yang ada didunia ini dimasukkan kesana niscaya akan melelehkan semuanya karena sangat panasnya. Itulah tempat bagi orang-orang yang meremehkan shalat dan mengakhirkannya dari waktunya. Kecuali orang-orang yang bertaubat kepada Allah dan menyesal atas kelalaiannya.
Di ayat yang lain Allah berfirman:
يـَاأَيـُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُواْلاَتُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَللآأَوْلاَدُكُمْ عَن ذِكْرِالله وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُنَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS Al Munafiqun: 9)
Para mufassir menjelaskan, “Maksud ‘mengingat Allah’ dalam ayat ini adalah shalat lima waktu. Maka barangsiapa disibukkan oleh harta perniagaannya, kehidupan dunianya, sawah-ladangnya, dan anak-anaknyadari menegerjakan shalat pada waktunya, maka ia termasuk orang-orang yang merugi.”
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang menjaganya maka ia memiliki cahaya, bukti, dan keselamatan pada hari kiamat nanti. Sedangkan yang tidak menjaganya maka tidak akan memiliki cahaya, bukti, dan keselamatan pada hari itu. Pada hari itu ia akan dikumpulkan bersama For’aun, Qarun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.” (HR.Ahmad)
Sebagian Ulama berkata, “Hanyasanya orang yang meninggalkan shalat dikumpulkan dengan empat orang itu karena telah menyibukkan diri dengan kekuasaan, harta, pangkat / jabatan dan perniagaannya dari shalat. Jika ia disibukkan dengan hartanya ia akan dikumpulkan bersama Qarun. Jika ia disibukkan dengan kekuasaannya ia akan dikumpulkan dengan Fir’aun, Jika ia disibukkan dengan pangkat dan jabatan ia akan dikumpulkan dengan Haman. Dan jika ia disibukkan dengan perniagaannya maka ia akan dikumpulkan bersama Ubay bin Khalaf, seorang pedagang yang kafir di Makkah saat itu.”
Mu’adz bin Jabal meriwayatkan, Rasulullah bersabda:
مَنْ تَرَكَ صَلاَةً مَكْتُوبَةً مُتَعَمِّدًا فَقَدْ بَرِئَتْ مِنْهُ ذِمَّةُ اللهِ
“Barangsiapa meninggalkan shalat wajib dengan sengaja, telah lepas darinya jaminan dari Allah U .” (HR Imam Ahmad).
Umar bin Khathab meriwayatkan, telah datang seseorang kepada Rasulullah bertanya, “Wahai Rasulullah, amal apakah yang paling dicintai oleh Allah ta’ala dalam islam?” Beliau menjawab, “Shalat pada waktunya. Barangsiapa meninggalkannya sungguh ia tidak lagi memiliki dien lagi, dan shalat itu tiang agama.”