1.Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh 'Umar bin al-Khaththab bin Nufail bin 'Abdil 'Uzza bin Riyah bin 'Abdillah bin Qurth bin Razah bin 'Adiy bin Ka'ab bin Lu-ay bin Ghalib al-Qurasyiyyi al-'Adawi Radhiyallahu'anhu, ia berkata, aku pernah mendengar Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam bersabda: “Amal perbuatan itu tergantung pada niatnya dan seseorang akan memperoleh (balasan) sesuai dengan apa yang diniatkannya. Barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya untuk kemenangan dunia yang didapatnya, atau karena wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu hanya kepada apa yang diniatkannya.” (Mutttafaq 'alaih)
Diriwayatkan oleh dua Imam ahli hadist: Abu Abdillah bin Muhammad bin Isma'il bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju'fi al-Bukhari dan Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim al-Qusyairiy an-Naisaburi radhiyallahu'anhuma dalam kedua kitab shahihnya, yang keduanya merupakan kitab yang paling shahih di antara kitan-kitab lainnya.
Pengesahan Hadits:
Diriwayatkan oleh al-Bukhari (I/9 – Fat-h) dan Muslim (1907)
Telah dinukil secara mutawatir (perkataan) dari para Imam dalam menghormati nilai hadits ini. Tidak ada dalam hadits Nabi shalallahu 'alaihi wassalam yang lebih mencakup dan memadai serta lebih bermanfaat darinya. Sebab, ia merupakan salah satu hadits ayng menjadi poros Islam.
Pengertian Hadits:
~ Niat merupakan poros atau landasan suatu perbuatan.
~ Niat tempatnya di dalam hati dan tidak perlu di lafazhkan dengan lisan. Hal ini sudah menjadi kesepakatan para ulama, dalam semua ibadah, thaharah, shalat, zakat, puasa, haji, jihad dan ibadah-ibadah lainnya. Sedangkan melafazkan niat dengan lisan merupakan bid'ah yang menyesatkan. Dan sungguh telah keliru orang yang beranggapan bahwa melafazhkan niat dibolehkan untuk ibadah haji, sedangkan yang lainnya tidak dibolehkan. Kekeliruan itu disebabkan karena dia tidak dapat membedakan antara “talbiyah” dan “niat”.
~ Amal shalih harus disertai dengan niat yang baik.
~ Niat yang baik tidak dapat mengubah kemungkaran menjadi kebaikan, dan atau Bid'ah menjadi Sunnah.
~ Ikhlas karena Allah merupakan salah satu syarat diterimanya amal perbuatan.
Allah subhaanahu wa ta'aala tidak akan menerima amal perbuatan kecuali yang paling tulus dan benar.
~ Amal yang paling tulus adalah amal yang dilakukan karena Allah.
~ Amal yang paling benar adalah yang sesuai dengan Sunnah Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam yang shahih.
~ Berapa banyak orang yang beramal, berharap kebaikan tetapi tidak pernah menggapainya?
0 comments:
Post a Comment