Spiga

Untukmu yang Berjiwa Hanif



Pemateri: Ust. Armen Halim Naro, Lc. Rahimahullah
VCD: Ceramah Bedah Buku “Untukmu yang Berjiwa Hanif
Isi: 2 CD

Rasanya semua orang sepakat dengan tujuan hidup yaitu mencari dan menggapai kebahagiaan. Semua manusia menginginkan hidupnya bahagia, dan semua tahu bahwa untuk menggapainya diperlukan pengorbanan. Hanya saja, manusia banyak salah dalam mencari jalan kebahagiaan, banyak yang memilih sebuah jalan hidup yang ia sangka disana ada pantai kebahagiaan, kiranya hal itu merupakan jurang kebinasaan, itu hanya sebatas fatamorgana kebahagiaan, bukan kebahagiaan yang hakiki. Celakanya lagi, semakin dilalui jalan fatamorgana tersebut semakin jauh pula ia dari jalan kebahagiaan hakiki, kecuali ia surut kembali ke pangkal jalan.

Banyak orang menyangka kebahagiaan ada pada harta, karenanya ia berupaya mencari sumber-sumbernya dengan berletih dan berpeluh. Setelah memperoleh harta tersebut, ia tetap gundah dan perasaan masih gelisah!! Ada saja yang membuat hati itu gelisah, kadang-kadang munculnya dari anak-anaknya, dari isterinya atau tak jarang juga datang dari usaha itu sendiri.

Banyak pula yang menyangka bahwa pangkat, jabatan dan kekuasaan adalah kebahagiaan. Ketika dilihat mereka yang berkuasa dan bertahta, secara lahiriyah mereka tampak begitu bahagia hidupnya! Pergi dijemput pulang diantar, ketika ia berkehendak tinggal memesan, perintahnya tidak ada yang menghalangi. Akan tetapi setelah diselidiki lebih mendalam, kita masuk menembus dinding istananya, akan terdengar keluhkesahnya, dalam tahta yang tinggi itu terdapat jiwa yang rapuh.

Jadi apa kebahagiaan yang sebenarnya? Apa kebahagiaan sejati yang harus dicari oleh manusia? Siapa yang sebenarnya orang yang bahagia? Apa sarana untuk mencapainya?

Ketika hati dan jiwa berada dalam kubangan lumpur dosa, terseok-seok dalam parit, jauh dari jalan-Nya yang lurus maka cahaya hidayah tertutup semakin menebal. Tetapi dalam jiwa yang hanif, ada seberkas cahaya yang mampu untuk membuka pintu hidayah yang menghantarkan kembali ke dalam keridhaan Allah.

Bagaimanakah jiwa yang hanif membuka pintu hidayah?

Ketika jejak-jejak kasih sayang Allah sudah mulai tampak di halaman kalbu, awan mahabbah dan kabut cinta Allah sedang datang berarak di langit hati, pertanda rahmat hidayah akan turun menyirami taman jiwa. Tidak berselang lama, akan tumbuh fitrah yang suci, hadir perasaan tunduk dan patuh pada kebenaran, timbul motivasi semangat untuk kebahagiaan bisa direngkuh kembali.

Allah berfirman: “Dan orang-orang yang berjuang dalam jalam Kami, akan Kami beri mereka hidayah menuju jalan-jalan kebaikan Kami”. (QS. Al-Ankabut:69)
Sekiranya hidayah itu di biarkan saja, tidak diolah dengan benar bahkan sering ditelantarkan dan dilalaikan, pasti ia berlalu dan meninggalkannya dalam kesendirian menyebabkan ia harus menunggu pada sebuah penantian yang tidak berkesudahan, Allah berfirman:
Ketika mereka menyelewengkan dari jalan kebenaran, Kami selewengkan hati mereka.” (QS. As-Shaf:5)

Tidak ada pilihan lain bagi seorang hamba kecuali melanjutkan pencarian dan memperkokoh keyakinan. Karena bangun dari kelalaian merupakan langkah awal dari sebuah perjalanan menuju shirathul mustaqim. Jalan yang telah ditempuh oleh para Nabi dan Rasul, orang-orang shiddiq, para syuhada, dan orang-orang yang shalih. Itu pula yang telah dilalui oleh Rasulullah Shalallahu’Alaihi wa sallam dan para sahabatnya.

Tema bahasan ini adalah:
- Untuk mereka yang mempunyai fitrah yang lurus dan hati yang hanif….
- Untuk mereka yang haus akan Ilmu Al-Qur’an dan As Sunnah….
-Untuk mereka yang sedang menempuh jalan yang ditempuh oleh Salman Al-Farisi dan Waraqah bin Naufal ….
- Untuk mereka yang hendak menggapai kejayaan dan mendulang keemasan...

0 comments: